Kerangka Mencari Keadilan
Di dalam sepetak kubur diantara pepohonan jati. Tulang-tulang menggeliat. Sudah tiba waktunya mereka kembali menjadi satu terikat kuat oleh sendi-sendi yang baru. Dendam begitu pekat pada mereka yang mati tidak wajar. Amok yang terhisap keseluruh sum-sum dan urat saraf. Malam itu bintang tak nampak, terlalu gelap bagi bulan untuk bersinar. Di batang pohon jati tonggeret berhenti bernyanyi. Matanya awas mengamati tulang-tulang berjalan gontai ke arah timur. Musang bersembunyi di bawah kayu tua, tak tahan mencium bau anyir menjijikan yang tiba-tiba tersebar diudara. Nampak dari beberapa pakaian yang masih dikenakan sosok-sosok itu, sebagian besar dari mereka adalah petani. Juga terlihat beberapa kerangka yang mengenakan kain merah terikat di leher. Tepat tengah malam rombongan kerangka itu bertemu dengan rombongan kerangka dari kuburan masal yang lain. Lalu bertemu kembali dengan rombongan-rombongan lain dan menjadi suatu rombongan besar kerangka manusia. Orang-orang mematikan lampu ruma...