Rabu, 09 Maret 2016

Lara & araL Avianti Arman

Lara dibalik Aral, permainan nama yang aku kagumi dari Avianti Arman hingga kuingat-ingat terus dalam hal penamaan. Dua nama saling bercermin itu telah menceritakan isi, setidaknya memberikan gambaran bagaiaman penokohan akan berjalan. Dimana secara luar biasa hal-hal itu tersembunyi sampai akhir cerita.

Korelasi subjek dengan subjek cerminan imajiner tanpa dialog melainkan tindakan penjelasan visual, bagaimana "luka" menproyeksikan diri pada "masalah"-Hal seperti ini yang membuat otakku berhenti saat membacanya.

Belum lagi soal mimpi "sementara aku masih bermimpi berburu babi." Adakah komparasi lain yang lebih sempurna seperti ini?.

Saya kagum.

Museum Masa Depan yang Tak Pernah Ada

( setelah Baudrillard dan sebelum lupa ) Anak-anak berjalan ke dalam hutan yang disusun dari piksel dan janji manis algoritma. Pohon-pohon...