Pertama
kali mendengan tentang ikan Ronga dari teman kerja, rasa penasaran
menghampiri saya - ikan apa itu? namanya terdengar aneh tapi sering terdengar. Hingga tiba masanya saya strike ikan Ronga di bagan pantai Labakkang. Maka pada kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan spesies ikan Ronga yang
nyatanya menjadi ikan buruan favorit para pemancing di sepanjang pantai Pangkajene
menghampiri saya - ikan apa itu? namanya terdengar aneh tapi sering terdengar. Hingga tiba masanya saya strike ikan Ronga di bagan pantai Labakkang. Maka pada kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan spesies ikan Ronga yang
nyatanya menjadi ikan buruan favorit para pemancing di sepanjang pantai Pangkajene
Nama Lokal : Ikan Ronga
Nama Populer : Spotted Javelin Fish
HabitatJavelin
fish occupy the northern coastal waters of Australia from north N.S.W.
around the top end to W.A. They can be found close to coastal waters in
bays, estuaries, tidal rivers and creeks as well as rock and coral reefs
closer to shore. (Australia)Ditemukan
oleh kami di sepanjang pantai Labakkang Pangkajene Kepulauan, umumnya
terjadi strike di sekitar bagan ikan dan karang dengan kedalaman 5 meter
sampai 20 meter.
QualitiesA hard, powerful fighter offering good sport on light to medium tackle. Dia cenderung akan mengikuti arah tarikan namun seketika berbalik melawan.
Best BaitBait: Fish flesh, Garfish, Live minnow, Prawn, MulletLure: Soft Plastics, Spinner Blade, SpoonUmumnya menggunakan umpan udang hidup, namun dengan udang kupas juga terjadi strike.
TackleLink: 6 - 10kg main line.Hook: No.2/0 - 6/0.Rig: Medium gear for bait, casting or trolling lures. Reef fishing use a paternoster rig with two droppers. Estuary fishing use a running sinker rig. Minimal sinker weight is desirable and if line-cutting structures are present in the water use a 1m 25kg trace.More Info: Locked Half Blood Knot
HintsRarely take dead baits. Artificial bait type lures like plastic prawn and frogs must be kept moving. Bite is soft so allow fish to take bait away and delay setting hook. Kami belum pernah strike ikan Ronga dengan umpan tipuan, namun lebih baik anda memastikan umpan dalam kondisi hidup.
Size2 - 4kg. can reach up to 7kg. Ukuran terbesar yang kami peroleh adalah berkisar di 2 Kg.
Variation Color
Warna ikan Ronga cenderung sama pada warna dasar perak/silver namun berbeda dalam totol hitamnya. Sejauh kami amati terdapat 2 variasi, yaitu totol hitam dan belang hitam - tidak dapat diketahui apakah variasi itu menandakan jantan atau betina, namun yang pasti kami cenderung memperoleh ikan Ronga dengan ukuran besar yaitu ikan Ronga yang berbelang hitam - kami menyebutnya Ronga Australia karena referensi belang hitam kami dapat dari foto-foto pemancing Australia
Ikan Ronga memiliki daging yang tebal dan daging putih yang gurih, maka ikan ini banyak dijual menjadi hidangan restoran dalam masakan-masakah gurih (kuning) dan pedas manis asam (merah) di sepanjang jalan poros Makassar-Pare. Tidak heran bila ikan Ronga menjadi ikan target favorit pemancing di pantai Pangkajene.
QualitiesA hard, powerful fighter offering good sport on light to medium tackle. Dia cenderung akan mengikuti arah tarikan namun seketika berbalik melawan.
Best BaitBait: Fish flesh, Garfish, Live minnow, Prawn, MulletLure: Soft Plastics, Spinner Blade, SpoonUmumnya menggunakan umpan udang hidup, namun dengan udang kupas juga terjadi strike.
TackleLink: 6 - 10kg main line.Hook: No.2/0 - 6/0.Rig: Medium gear for bait, casting or trolling lures. Reef fishing use a paternoster rig with two droppers. Estuary fishing use a running sinker rig. Minimal sinker weight is desirable and if line-cutting structures are present in the water use a 1m 25kg trace.More Info: Locked Half Blood Knot
HintsRarely take dead baits. Artificial bait type lures like plastic prawn and frogs must be kept moving. Bite is soft so allow fish to take bait away and delay setting hook. Kami belum pernah strike ikan Ronga dengan umpan tipuan, namun lebih baik anda memastikan umpan dalam kondisi hidup.
Size2 - 4kg. can reach up to 7kg. Ukuran terbesar yang kami peroleh adalah berkisar di 2 Kg.
Variation Color
Warna ikan Ronga cenderung sama pada warna dasar perak/silver namun berbeda dalam totol hitamnya. Sejauh kami amati terdapat 2 variasi, yaitu totol hitam dan belang hitam - tidak dapat diketahui apakah variasi itu menandakan jantan atau betina, namun yang pasti kami cenderung memperoleh ikan Ronga dengan ukuran besar yaitu ikan Ronga yang berbelang hitam - kami menyebutnya Ronga Australia karena referensi belang hitam kami dapat dari foto-foto pemancing Australia
Ikan Ronga memiliki daging yang tebal dan daging putih yang gurih, maka ikan ini banyak dijual menjadi hidangan restoran dalam masakan-masakah gurih (kuning) dan pedas manis asam (merah) di sepanjang jalan poros Makassar-Pare. Tidak heran bila ikan Ronga menjadi ikan target favorit pemancing di pantai Pangkajene.
Selasa, 17 Juli 2012
Ro'nga Fishing Trip - A Learning Time
Pagi ini tanggal 15 Juli 2012, saya dibangunkan teman satu mess di
tempat saya bekerja. Agak sedikit mengantuk tetap bangun juga karena
hari ini saya ada janjian memancing di lepas dermaga Labakkang -
Pangkajene dan Kepulauan bersama senior-senior di mess karyawan.
Sebenarnya ingin hati menyiapkan perambut untuk tackle saya hari ini,
tapi pagi ini sudah terlalu lapar dan saya memilih menyeduh mie instan
lebih dulu. Hangat rasanya perut ini, ditambah lagi segelas kopi - jadi
tambah hangat. Ingin rasanya duduk-duduk dulu memandangi kabut-kabut di
tebing dari jendela belakang, tapi daripada di omeli karena terlalu lama
(sebenarnya kami berdua sudah ditinggal senior-senor itu yang berangkat
lebih pagi untuk menunggu udang hidup dipasar) akhirnya segeralah cuci
muka dan berangkat.
Sebenarnya agak malu menyebut set tackle yang saya bawa (karena amat
sangat murah dibanding milik teman-teman mancing kali ini) tapi lebih
afdol memberi informasi,
Set 1
Joran : Sabpolo Hard Action 1.98 Meter
Reel : Costa 6000
Line : Pioneer 0.35 Mm
Perambut : Besd 0.50 Mm
Mata : No 4
Set 2
Joran : Daido Medium Action 1.65 Meter
Reel : Daido Viros Spin 6000
Line : Besd 0.45 Mm
Perambut : Besd 0.50 Mm
Mata : No 4
Sebenarnya saya belum tahu akan memancing dengan cara apa, berdasar info
teman hari ini pasti pakai udang hidup jadi saya duga mancing dasaran.
Mungkin sebagai amatir yang terlalu banyak menonton acara mancing dan
baca-baca di internet, sudah terlalu banyak teknik aneh-aneh yang ingin
dicoba, tapi mau bagaimana bila memang pembelajaran itu perlu. Maka hati
yang saya siapkan hari ini hati yang pasrah dan mau belajar dari
senior-senior.
Berangkatlah kami naik vespa hijau pinjaman dari bos menuju Labakkang
(saya lupa bawa helm), sepanjang jalan melihat beberapa pemancing dengan
tas pancingnya juga lalu lalang dijalan. Pemandangan yang membikin hati
jadi semangat, mungkin teman saya juga makin semangat sebagaimana
tarikan gas vespa yang juga makin kencang didepan. Aseek, tancap gasnya dab! drungdungdungdungdreeeeeet det det det (bunyi vespa- asik kalau ditarik, bikin kanan kiri noleh)
Kira-kiranya pukul 6:40 WITA sampai di tugu pasar Labakkang, disana sudah ada senior-senior sedang asik menunggu udang (penampilannya agak serem, jadi mungkin orang lokal setempat juga ga berani, aman deh)
Ternyata di tugu depan pasar ini kita bisa menunggu penambak-penambak
menyetor udang hidup ke pasar Labakkang, kira-kira mulai pukul 5:00 WITA
sampai pukul 7:00 WITA. Catatan yang pasti adalah harus bisa menawar (ini sudah pasti sih di pasar tradisional manapun),
dan kalau bisa beli dari penambak langsung, karena harganya lebih
murah. Tapi dari senior-senior disana bilang kalau hari-hari ini udang
sedang mahal dan agak sulit, jadi harus sabar dan koordinasi dengan
teman yang juga sedang berburu umpan di pasar Pangkajene. Agak lama
menunggu (sempat membungkus nasi kuning di belakang pasar untuk bekal), akhirnya satu senior memutuskan cukup untuk hari ini udang yang dia dapat, intinya hari ini mancing sampai udang habis. Okelah bos, ikut aja saya - dan kami pun berangkat ke dermaga menuju kapal yang sudah kami pesan.
Inilah kapal yang akan pakai (saya kepikiran apa cukup stabil ngangkut badan kami berempat yang gambot-gambot), tapi dengan tarikan nafas saya naik saja (wow agak goyang-goyang - tapi kan memang laut begini - gubraaak deh hahaha).
Disepanjang dermaga banyak orang-orang tua memancing dengan tegekan,
senang juga melihat mereka memancing sambil bercanda-canda di usia tua.
Mungkin memang dengan memancing begini mereka jadi lebih fresh bertemu
teman-teman seperjuangan mancing sejak mereka muda di jaman belanda
dulu.
Setelah dapat es untuk kotak ikan, akhirnya kami berangkat didahului
rekan yang lain kapal. Kami ambil posisi (saya sebut spot 1) tidak jauh
dari dermaga, dekat dengan kapal rekan kami yang duluan berangkat.
Kedalaman sekitar 5-8 Meter menurut tukang kapal. Senior-senior mulai
melempar, dan berhubung saya belum membuat perambut maka jadilah saya
berkusut-kusut ria dengan mata pancing, kili-kili, pemberat, dan
simpul-simpul hasil berguru minggu lalu. Baiklah tacke saya siap, makan umpan saya wahai ikan-ikan !! --- sruuuuut plung klewer klewer....umpan saya lempar dengan optimis - namun ada tambahan suara yang bukan berasal dari tackle, ow dari perut saya rupanya (ternyata saya sudah lapar lagi !!). Maka, dengan sedikit berat hati, saya membuka bekal yang rencananya untuk makan siang (sekarang pukul 7 lebih sedikit). Setelah kenyang, saya ambil gambar teman-teman sekapal.
Prinsip yang muda dibelakang saya terapkan (lha namanya juga belajar)
tapi untung juga ada peneduh jadi tidak terlalu panas dan dari belakang
bisa melempar dengan enak juga. Tapi memang lemparan saya masih jauh
dari sempurna, senior-senior mantap lemparannya - lebut tapi jauh,
berbeda dengan saya yang kikuk dan pendek. Pagi yang cerah ini diisi
dengan humor-humor yang seru dari para senior, saya sangat senang bisa
pergi dengan mereka yang ramah dan mau mengajari dengan sungguhan. Hati
sudah tenang dari awal, dan perut sudah kenyang - bekal yang nyaman deh pokoknya untuk memulai hari. Namun dibalik ini semua, ada hal yang mengganggu saya dari awal didermaga melihat tukang kapal ini - kok
pakai baju karyawan tempat saya bekerja ya, perasaan saya tidak pernah
dengar ada karyawan yang punya sampingan menyewakan kapal ?!. Usut punya usut ternyata baju itu diberikan dari teman kerja lain yang kerap menyewa kapal dia, hahahaha. Eh, belum terlalu lama sudah ada yang strike...
Inilah dia yang disebut ikan Ro'nga oleh warga setempat, ikan yang jadi
buruan favorit pemancing-pemancing lokal di area sekitar dermaga. Senang
rasanya melihat sudah ada yang berhasil menaikkan ikan. Selang beberapa
menit seorang senior ditarik jorannya, begitu diangkat ternyata ikan
buntal cukup besar, ia pun mereleasenya kembali.
Catatan : Tarikan ikan Ro'nga cukup unik, dia akan mengikut arah
tarikan kemudian melawan lagi, sehingga ada jeda waktu yang nampaknya
line putus atau serasa kosong namun kemudian berbalik menghentak.
Sehingga tekniknya adalah tarik terus sehingga tidak memberi jarak
hentakan balik dari ikan.
Kira-kira satu satu jam, kami berpindah posisi tidak jauh dari lokasi
pertama (saya menyebutnya spot 2), lebih satu jam kami tidak mendapat
apa-apa selain udang hidup umpan kami habis di makan ikan-ikan kecil.
Kapal bergerak tidak jauh lagi (saya sebut spot 3) dipandu senior kami.
Lemparan-lemparan pun jatuh berhujanan ke sisi kanan dan kiri perahu, plung plung plung. Kira-kiranya setengah jam, senior kami yang paling jangkung berhasil strike.
Ternyata seekor ikan Tompel, menurut tukang kapal dan senior-senior ikan
tompel yang diangakt ini masih termasuk baby karena masih ada
tompelnya. Ketika mencapai berat kira-kira 5 kilogram, tompelnya akan
hilang. Tarikan dari ikan ini cukup lumayan, karena waktu fight sedikit
lebih panjang dari strike ikan Ro'nga. Kira-kiran setengah jam kemudian
giliran saya strike, dan yang memakan umpan saya adalah baby ro'nga
kira-kira 2 ons (tidak ada dokumentasi karena saya yang pegang kamera sibuk pegang joran).
Kira-kira setengah jam kemudian, sambil tidur-tiduran dikapal saya
melirik reel saya berputar-putar tanda ditarik ikan, dan baby ro'nga
dengan ukuran sedikit lebih besar dari sebelumnya yang memakan umpan
saya. Tidak lama, senior kami yang agak serem tapi berhati lembut itu
mendapat tarikan yang lumayan di jorannya, strike...!!!
Ikan Ro'nga lagi !!, sejauh ini ukurannya paling besar dari ro'nga-ro'nga yang berhasil diangkat, mantap! - kamipun mulai berkelakar dengan gembiran karena semuanya mengangkat ikan, termasuk tukang kapalnya mengangkat baby-baby tompel.
Udang mulai menipis, hari mulai melewati tengah hari dan saya mencoba
mengkontak teman yang tinggal dikampung Labakkang untuk mencarikan udang
hidup. Tapi ternyata kosong, baiklah mungkin trip mancing kali ini
tidak sampai gelap. Sembari mengontak teman itu, reel saya
berputar-putar, aseek !
Ikan Ro'nga lagi !! lebih besar dari dua yang saya angkat sebelumnya,
betapa senang hatiku. Istirahat sebentar, kapal dipindah lagi ke dekat
lokasi (posisi 4). Udang sudah mulai pingsan dan tinggal sedikit, arus
laut sudah menghilang. Kami segera menghujani sisi kanan kiri perahu (jatah saya lempar belakang),
agak lama baru senior jangkung menarik lagi ikan Ro'nga seukuran saya
angkat. Hari ini nampaknya hari Ro'nga, jenis lain yang diangkat
hanyalah ikan tompel. Jangan-jangan senior serem berhati lembut itu
memang paham betul spot ikan Ro'nga di daerah ini, entahlah..tapi yang
pasti saya berterimakasih diajak hari ini.
Sore menjelang, umpan habis dan kamipun bersiap berangkat pulang.
Sewaktu mengangkat umpan, kami melihat serombongan lumba-lumba pesek
melintas kira-kira seratus meter dari kapal kami, sungguh pemandangan
penutupan yang menyenangkan. Senang rasanya hari ini! apalagi sudah
membayangkan Ro'nga asam manis masalakan ibu kantin sepanjang perjalanan
pulang, slrrrp! Ro'nga !!!











