Kolam di Dalam Dada

Aku menyimpan kolam di dalam dada, airnya bening di siang hari, keruh saat malam tiba. Ikan-ikan perasaan berenang pelan, ada yang menunggu diberi makan, ada yang diam di dasar, tak ingin disapa. Beberapa ikan tak lagi tumbuh, menjadi fosil di lumpur kenangan. Beberapa lain meloncat ke udara, seperti rindu yang tak tahu harus kembali atau pergi lebih jauh. Aku ingin menata kolam ini, menyingkirkan daun gugur dari permukaannya. Tapi tangan siapa yang harus menyentuhnya? Sebab setiap kali aku meraba airnya, gelombang kecil mengaburkan bayanganku sendiri.