Sabtu, 28 Mei 2016

Dan Aku Untukmu

Dan aku menunggumu hingga larut, bercumbu di kala tahajud. Sesaat untuk terbang, sesaat untuk pagi datang.

Dan aku terus merindumu dengan hati berparut. Bertinju dengan takut untuk duduk berlutut. Sesatan meminta lagi, sesatan tak mau henti.

Dan aku mencintai sampai mati. Duduk menunggu diantara bangkai mereka yang mati. Siasat melawan peri, siasat melarung caci.

Museum Masa Depan yang Tak Pernah Ada

( setelah Baudrillard dan sebelum lupa ) Anak-anak berjalan ke dalam hutan yang disusun dari piksel dan janji manis algoritma. Pohon-pohon...