Larut Dalam Laut

Kulihat langit berubah pecahan-pecahan kaca biru hitam. Bergerak terlalu cepat cahaya berkejaran semakin jauh semakin jauh. Dimana aku? disini asin, dingin, dan gelap. Seperti tak berbatas, kulihat mahluk telanjang dan melayang-layang. Besar dan kecil, mereka berkejaran. Aku mengantuk, mataku menjadi berat. Gelap, kudengar suara yang merdu seakan mengiring tidurku. Inikah kisah kejatuhan itu?


Gatrandis babel ziggurat edenal
Emustolronzen fine el balal zillz


Sejenak aku merasa tenang tapi dadaku mendadak sakit. Sakit sekali, aku tak tahan menahan sakitnya. Seperti kanak-kanak aku bergelung: meringkuk, melayang menangis, aku menggigil karena sakit. Tiba-tiba hilang dan menjadi ringan saat suatu tirai cahaya turun menyilaukan. Darimana asalnya? Apakah cinta memanggilku pulang? Mengapa? Bukankah ia pula yang telah mencampakkanku pada lautan ini? Jangan kau rayu lagi, aku tak menuju padamu. Tapi disana, dibawah sana negeri para duyung. Pergilah sayang, jangan kembali lagi. Aku mau tidur,  biar kudengar suara itu kembali bernyanyi dalam kepalaku.


Gatrandis babel ziggurat edenal
Emustolronzen fine el zillz


Nyanyikanlah terus, buai aku dalam lulabi, usap kepalaku mesra. Kekasihku, dekaplah aku di antara buah dadamu. Segala gelap sempurna tapi aku dapat memandangmu. Duhai putri dalam impian, cantikmu sempurna benar. Teruslah nyanyikan nada-nada sebening kristal, aku ikut aku turut. Bimbing aku menuju maut. Jatuh jauh jatuh jauh larut sempurna dalam rahim laut.


Gatrandis babel ziggurat edenal
Emustolronzen fine el balal zillz
Gatrandis babel ziggurat edenal
Emustolronzen fine el zillz


Kupejamkan mataku dalam lantunan itu, lalu semuanya menjadi sunyi.



Postingan populer dari blog ini

A Servant's Letter

Ibadah Sepanjang Usia (Dorothea Rosa Herliany)