Kantin Berjendela Kayu
Jendelaku jendela kayu
berjaring-jaring kawat bekas pagar. Aku tak malu, yang kutahu hujan diluar
sana. Kabut perlahat turun dari puncak-puncak tebing, indah dan sejuk. Malino
mungkin seperti ini, tapi itu terlalu jauh dan aku tak punya waktu. Setiap pagi
aku harus memasak untuk sarapan orang-orang, sambil mengurus anakku yang rewel
dan catatan belanjaan. Siang nanti berlari melayani, lalu memasak lagi untuk
malam hari.