Kakinya Habis Dimakan Rayap

Judul: Kakinya Habis Dimakan Rayap
Oleh: YHardita
_____________________________
Tadi sore kudengar lagi tetanggaku bertengkar, suara si Istri terdengar lebih dominan. Bukan soal perempuan yang katanya bertakdir cerewet, kurasa itu ledakan adonan letih dan kesepian. Suaminya memang keterlaluan,
masih muda dan sehat tapi pemalas.
Pernah suatu pagi saat sarapan kulihat dari jendela si Suami menonton tivi, sore hari sepulang dari kampus si Suami masih didepan tivi. Aku pernah mencuri dengar saat si Istri mengeluh pada ibuku soal suaminya, katanya ada-ada saja alasannya. Mulai dari alasan cuma lulusan SMA, tidak sanggup bekerja kasar, sampai sok filsuf soal kesederhanaan. Si Istri mengeluh sampai menangis soal suaminya yang sama sekali tidak mau membantunya berjualan nasi pecel keliling, bahkan pernah dimintai tolong mematikan kompor saja tidak mau. Alhasil satu dandang nasi putih sangit tidak bisa dijual.
Kata-kata teriakan si Istri terngiang dalam rongga kepalaku, "Kalau masih malas begitu biar kakimu habis di makan rayap!". Aku tak bisa membayangkan bagaimana itu terjadi, pasti mengerikan.
Tiba-tiba kakiku terasa gatal sekali, kugosok kakiku yang satu dengan yang lain tapi tak kunjung hilang. Seperti ada puluhan mulut kecil menggigit. Awalnya dari telapak kaki, naik ke tempurung, naik ke betis. Bertambah banyak dan bertambah gatal, sampai kugaruk dengan kedua tanganku tapi tak kunjung hilang. Makin lama terasa sakit, bintik merah bermunculan makin lama makin banyak. Sialan apa ini, kakiku mulai berdarah.

Di luar kamar aku mendengar suara Ayah berbicara dengan Ibu soal mangkuk tanah berisi bunga melati dan kemenyan yang baru saja ia temukan di halaman belakang rumah.






Postingan populer dari blog ini

A Servant's Letter

Ibadah Sepanjang Usia (Dorothea Rosa Herliany)