Carita Natal : Serangkai Kertas


Di film kulihat orang berbelanja pakaian,orang kaya raya melahap umpan penjaga toko jelata "Ini dijahit dengan tangan,sangat spesial tidak akan ada yang sama satu dengan yang lain" katanya. Dengan mata berbinar penuh kebanggaan dibelilah sepotong pakaian tadi, harga yang pantas untuk berbeda. Ah betapa sedihnya, sebuah tragedi terjadi. Tragedi yang kubeli untuk natal, berbalut dingin hujan dan lagu-lagu pusat perbelanjaan.

Kuambil jalan memutar, pada peri cantik perangkai kertas yang berkarya sejak bertahun silam, kupesan dengan detail "Buatlah sama satu dengan yang lain,pada isinya tapi bedakan kulitnya". Bukankah orang akan kembali pada kesendiriannya masing-masing? Ya,malam natal akan sunyi, kekudusan yang mistik pada titik estetik pesta pora hari raya. Titik dimana cinta berada, tapi bukan untuk kita.

"Apa sudah jadi?" tanyaku, "Sudah" suaranya lirih menjawab. Mungkin ia terlalu letih bekerja, musim ini banyak pesanan. Itu pula yang membuatku cemas, semoga pak pos tidak terlambat membawakan natal.

----

Hujan malam itu terlalu lebat, berisik menghantam atap. Apakah sampai? aku tak tahu, mungkin sidah dilempar ke perapian atau tersasar di lemari orang. Tapi biarlah, kuharap ada cerita baru sehingga natal tak pernah lagi terlambat.

Postingan populer dari blog ini

A Servant's Letter

Ibadah Sepanjang Usia (Dorothea Rosa Herliany)