Kopi di gelas kedua hanya menyisakan lumpur hitam di tepian dasar. Aku belum ingin tidur, aku menunggu. Menunggu yang entah apa. Di layar komputer dan dilayar ponsel aksara menari-nari, tapi tidak satupun. Tidak satupun sampai jam dua pagi, tapi dia tak pernah datang lagi. Segala nampak merupa kesia-siaan dengan dosis yang tepat : Ekstase halus dan lembut, menjagaku tetap sadar dan tetap lapar.
Museum Masa Depan yang Tak Pernah Ada
( setelah Baudrillard dan sebelum lupa ) Anak-anak berjalan ke dalam hutan yang disusun dari piksel dan janji manis algoritma. Pohon-pohon...
-
Pertama kali mendengan tentang ikan Ronga dari teman kerja, rasa penasaran
-
IBADAH SEPANJANG USIA kalimatkalimat yang kauucapkan berguguran dalam sahadatku. inilah kidung yang digumamkan! berapa putaran dalam se...
-
It feels lighter to me now that I said it. Yes, I know I make a lot of mistakes, but I also do the best I can. My hope: that s...
