Museum Masa Depan yang Tak Pernah Ada

( setelah Baudrillard dan sebelum lupa ) Anak-anak berjalan ke dalam hutan yang disusun dari piksel dan janji manis algoritma. Pohon-pohon terbuat dari cuplikan iklan, dan burung-burung bersiul dalam suara notifikasi. Seekor kelinci melompat keluar dari feed Instagram, ia membawa jam, tapi bukan untuk menunjukkan waktu— melainkan tren terbaru. Di hutan ini, setiap daun adalah layar, setiap ranting adalah antena. Dan angin yang berhembus membisikkan slogan, bukan doa. Anak-anak bermain petak umpet dengan sesuatu yang disebut realitas . Mereka mencari-cari kenyataan di balik filter kecantikan dan bingkai #nofilter. Satu anak bertanya: "Apakah sungguh ada dunia di luar kamera?" Kawan-kawannya tertawa: "Kenapa harus ada, kalau yang ini lebih bisa disukai?" Seekor serigala muncul dari balik billboard transparan. Ia sudah tidak berbulu. Hanya tinggal brand. Ia tak menggigit, ia hanya menawarkan kontrak kerjasama. Anak paling kecil tersandung k...