Simfoni Sunyi

Sepanjang pesisir selatan berombak
sepi menyusur liuk jalanan sempit
Motor tua, beroda dua tapi sendiri
seperti kerikil kapur rasa sakit
seperti pepohon jati yang jarang daun-daunnya
Perjalanan ini seperti berserakan
seperti kering tanpa air tawar bukit-bukit
rindu di dadaku. Aku mencintaimu
menggapai sepi, nelangsa sendiri
knalpot dan logam yang kedinginan oleh angin

Aku suka bau garam di udara
garam yang melekat di jaket dan ingatanku
akan engkau terawetkan seperti ikan asin
seperti mayat yang tak berkurang
tetap tak hidup. Kupikir isi kepalaku
akan dilelang seperti terasi, seperti
desa-desa miskin yang dikunjungi turis
dan tetap miskin sebagaimana hidup
adakah engkau dibalik jendela-jendelanya?
adakah engkau hilang dan abadi tiada?
dalam sepi ini aku memelukmu dan segala sesuatu.



Postingan populer dari blog ini

A Servant's Letter

Ibadah Sepanjang Usia (Dorothea Rosa Herliany)