Sepanjang pesisir selatan berombak
sepi menyusur liuk jalanan sempit
Motor tua, beroda dua tapi sendiri
seperti kerikil kapur rasa sakit
seperti pepohon jati yang jarang daun-daunnya
Perjalanan ini seperti berserakan
seperti kering tanpa air tawar bukit-bukit
rindu di dadaku. Aku mencintaimu
menggapai sepi, nelangsa sendiri
knalpot dan logam yang kedinginan oleh angin
Aku suka bau garam di udara
garam yang melekat di jaket dan ingatanku
akan engkau terawetkan seperti ikan asin
seperti mayat yang tak berkurang
tetap tak hidup. Kupikir isi kepalaku
akan dilelang seperti terasi, seperti
desa-desa miskin yang dikunjungi turis
dan tetap miskin sebagaimana hidup
adakah engkau dibalik jendela-jendelanya?
adakah engkau hilang dan abadi tiada?
dalam sepi ini aku memelukmu dan segala sesuatu.
Kamis, 05 April 2018
Museum Masa Depan yang Tak Pernah Ada
( setelah Baudrillard dan sebelum lupa ) Anak-anak berjalan ke dalam hutan yang disusun dari piksel dan janji manis algoritma. Pohon-pohon...
-
Pertama kali mendengan tentang ikan Ronga dari teman kerja, rasa penasaran
-
IBADAH SEPANJANG USIA kalimatkalimat yang kauucapkan berguguran dalam sahadatku. inilah kidung yang digumamkan! berapa putaran dalam se...
-
It feels lighter to me now that I said it. Yes, I know I make a lot of mistakes, but I also do the best I can. My hope: that s...
