Di Simpang Jalan

sepekan kepulangan: mengunci kotak pos
pekerjaan sia, tak adapun siapa
sejenis berpura-pura si petualang tak berumah
katanya, kolong langit adalah rumahku
katanya, di hadap moncong senjata
aku meneguk kopi. katanya, waktu sungguh
beracun: tak seorangpun kemanapun, katanya
aduhai bujang dalam setiap menunduk dagu
setapak demi setapak merupa gerak parut kelapa
pada bola mata. terang bukan rumah, katanya
berpalinglah di simpang jalan


Postingan populer dari blog ini

A Servant's Letter

Ibadah Sepanjang Usia (Dorothea Rosa Herliany)