Kopiko Hari Ini - Berubah Ataukah Tetap?

"Gantinya ngopi" milik permen Kopiko memang diakui legendaris dan dasyat. Namun itu menjadi tantangan besar pula saat kopi dan kedai kopi sedang asyik belakangan ini.

Pertama soal presentasi. Hanya ada bungkus disana. Tidak ada jurusaji, tidak ada lawan berbincang, dan belum ada soal filosopi kopi sedasyat secangkir kopi Dewi Lestari. Kemudian kedua, variasi produk. Sejauh yang saya ketahui hanya ada produk permen kopisusu, bagaimana dengan kopikopi lain yang mulai menagih lidah penikmat kopi indonesia? Lalu ketiga, area penjualan. Ngopi di Makassar yang punya kopi susu dan kopi toraja yang keduanya legendaris itu akan berbeda dengan ngopi di Lampung dan tentu berbeda juga dengan kota-kota besar di Jawa yang ramai dengan hiruk pikuk Starbuck. Sulit rasanya sebuah produk permen kopi untuk menggantikan ngopi setidaknya dalam tiga bagian diatas.

Alih-alih berupaya menantang zaman, permen kopi Kopiko malah nampak dikhianati. Produk Kopiko Brown Coffee dan Kopiko 78*C yang masuk ke pasaran jelas-jelas menawarkan ngopi beneran. Ini agak aneh untuk menumpang ketenaran Kopiko tapi sekaligus mengkhianati "gantinya ngopi". Seolah tiga produk berbeda saling bersaing sementara merknya sama. Jadi konsumen itu disuruh ngopi beneran atau ngemut permen kopi?

Dengan tantangan zaman dan tantangan dari saudaranya sendiri nampaknya permen kopi Kopiko akan tetap "Kopiko gantinya ngopi". Originalitasnya dipertahankan. Tidak salah juga langkah ini diambil, karena berubahpun belum tentu berhasil. Namun bila langkah ini yang diambil ada baiknya untuk melakukannya sungguh-sungguh. Quality control mempertahankan originalitas itu bukan main-main. Tentang bagaimana didepan, kita saksikan saja.

(Meob, penggemar berat permen Kopiko)

Postingan populer dari blog ini

A Servant's Letter

Ibadah Sepanjang Usia (Dorothea Rosa Herliany)