Nafas

Dengan satu tarikan dalam satu hembusan
Niscaya manusia melompat pada periuk takdir.
Terus terkurung terkungkung.
Terikat lidah pada air susu ibu dan basah keringat bapak.
Keringat dan mantra, ular beludak terinjak mendendam semak duri dibawah kaki.
Sampai pada pelanggan yang tak membayar tapi menagih asa sendiri
Dan tangan pengaduk menunjuk muka rasa yang dimasaknya tadi
Oh, puisi-puisi kehidupan dinyanyikan dibawah siang
Malam-malam sunyi mengalun hikayat cinta tak terperi
Sampai kelak kita terbangun sebelum fajar, terpukau pada bintang di timur jauh.
Disana sebuah pagi dimana kanak-kanak tak lagi bernyanyi
Dan manusia terlalu sedih untuk pergi

Postingan populer dari blog ini

A Servant's Letter

Ibadah Sepanjang Usia (Dorothea Rosa Herliany)