Mantra Tani (Kedua)

MANTRA TANI



Apa yang pasti? Kukatakan sekali lagi: keringat dan mantra
Segala larut mengental bersabung dalam seruling

Mata bajak merupa taji ayam dan tanduk kerbau melingkar arit di pinggang
Dengarkan angin, dengarkan alunan di kaki-kaki bukit
Lemparan dampu kanak-kanak dalam nyanyian musim tanam
Di kolong rumah alu menghentak, mantra kesuburan bertalu-talu
Akankah kita menumbuhkan jagung? Mengisi bulir-bulir padi dan kedelai?
Malam tadi wak dukun menangisi kemarau, ada yang salah katanya.
Mulutnya meracau, kemenyan membumbung. Sebuah pesan tak terbaca dari musim
Adat yang dilanggar dan murka nenek moyang, siapa akan percaya?
Padang pasir, kesana impian kita lemparkan: seribu satu malam di tanah pertiwi
Keringat dan mantra tanpa arti, larikan dan tarian perawan tak berpanggung lagi
Sang Hyang pergi: candi-candi kosong, pohon tanpa penunggu.






Postingan populer dari blog ini

A Servant's Letter

Ibadah Sepanjang Usia (Dorothea Rosa Herliany)