Batas bentuk
Ketika garis-garis rasa membetuk aksara. Seketika ia menunjukkan wajahnya yang terbatas. Ya, terbatas. Rasa melambung, melampaui aksara. Tetapi diantara hiruk pikuk angin sore ia terhenti.
Sebagaimana manusia yang takut, jejak kepastian dicari. Tetapi dimana? Pada siapa? Dersik tak bersuara.
Batas-batas dipindah, digeser, ditata kembali. Maju dan mundur, kanan dan kiri. Garis berombak, aksara berlarian. Sampai letih, sampai cukup.
Bentuk, sungai air mata.