Tentang Jogja

Tentang Jogja

Tentang Jogja, kita bicara tentang jenuh yang mengendap diantara rindu. Jalanan telah tertulisi namamu, cat putih diatas memori yang begitu hijau. Karena pelukanmu, candamu, juga nafasmu di telingaku adalah aroma yang membuat lapar. Seringkali terlalu manis, tetapi lesehan adalah puisi yang merambat di meja-meja kayu yang lembab karena air mata. Kita muda dan bermimpi memenangkan semua berdua, dengan berpedang sebatang sate usus dan rempela - kadang kala sepotong paha.

Tentang Jogja, kita bicara tentang gunung tinggi menjulang lalu senja dipantai hitam. Ikan yang akhirnya kau makan dan aku bahagia membawamu berkencan. Pucat pasi tebing Parangdog menyaksikan senyumanmu, hingga tak kau lepas genggamanmu. Kita tak kan jatuh sayang, mungkin lupa. Tetapi kelak di Iromejan, seekor anjing betina berbulu cokelat akan memanggilmu kembali pada kenangan.



Postingan populer dari blog ini

A Servant's Letter

Ibadah Sepanjang Usia (Dorothea Rosa Herliany)